Halaman

Senin, 15 Februari 2010

Pasoepati Kecewa

Pasoepati yang baru merayakan ulang tahun ke-10, mendapatkan kado pahit setelah Persis Solo dikalahkan PSIS Semarang. Tim kebanggaan mereka takluk 0 - 3 di kandang sendiri. Pasoepati yang memadati stadion Manahan pada Minggu, 14 Februari 2010 kemarin benar-benar terpukul dan sangat kecewa dengan hasil memalukan tersebut. Kekecawaan tersebut sebagian diungkapkan dengan meninggalkan stadion sebelum pertandingan berakhir, tentu saja tanpa tindakan anarkis. Memang ada beberapa orang yang melempar botol minuman ke dalam lapangan, tetapi masih wajar dan tidak menimbulkan kericuhan. Mereka hanya "membuang" botol minuman tersebut ke dalam lapangan sebagai tanda kekecewaan mereka. Selain itu, mereka juga menyanyikan lagu kekecewaan:
"Di sini kalah, di sana kalah, di mana-mana Persis-ku kalah....hee..yo..."
(Lagu di atas merupakan plesetan lagu anak-anak "di sini senang di sana senang"(??))

Mereka juga menyayikan lagu dari (alm.) Mbah Surip ...
"Bangun tidur, tidur lagi. Bangun lagi, tidur lagi. Bangunn ... ng**** **i!!!"
(Sengaja saya sensor karena kata-kata tersebut kurang pantas. Pasoepati menyindir pemain Persis, sebenarnya mereka serius berlatih dan bermain apa tidak.)

Terakhir, mereka jelas-jelas menyampaikan kekecewaannya dengan menyanyikan lagu di bawah ini secara berulang-ulang.
"Pasoepati kecewa ... pasoepati kecewa ..."

Sebenarnya, Persis bermain cukup bagus meskipun bermain tanpa "sang jenderal" lapangan tengah, Nova Zaenal karena mendapatkan larangan bertanding akibat akumulasi kartu kuning. Lini tengah Persis yang didominasi pemain muda bisa mengimbangi lini tengah PSIS yang lebih berpengalaman, sebut saja Imral Usman, Yaris Riyadi dan Gustavo Chena. Persis juga cukup sering mengancam gawang lawan melalui Ferry Anto, Erick Maulana dan Budi Arianto, namun peluang yang ada tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Bahkan Alberto Paredes sering kehilangan bola.
Kesedihan Pasoepati bermula pada sekitar menit ke-5 babak kedua ketika Imral Usman mengirimkan tendangan sudut ke arah Gustavo Chena. Bola yang melambung sedikit di permukaan tanah langsung dilesakkan dengan sangat kencang oleh pemain asal Argentina itu. Gol. Pasoepati yang sedang bersorak-sorai mendukung Laskar Samber Nyawa, terbungkam. Hujan yang turun sesaat setelah gol tersebut seakan menjadi penghantar kesedihan Pasoepati. Gol demi gol PSIS masuk ke gawang Johan Setiawan menambah kepedihan yang amat dalam karena Persis belum pernah menang di putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia. Adalah Imral Usman yang membobol gawang Persis pada menit ke-59 dan menit ke-68 benar-benar membenamkan Persis ke jurang degradasi.
Pasoepati pantas kecewa mengingat perjuangan mereka mendukung Persis selama ini. Akan tetapi, entah kepada (si)apa kekecewaan tersebut diungkapkan. Pengurus, manajemen, pelatih, atau pemain Persis? Yang jelas, Pasoepati tetap Pasukan Supporter Solo Paling Sejati, tanpa Anarki.

4 komentar:

  1. Wah emang harus gak anarki...BAgus itu! itulah bisa jadi contoh..

    BalasHapus
  2. iya..di solo emang gini..pdhl pasoepati yg nntn 25rb-an orang,,n suporter dr smrg jg dtg skitar 200an..tp kita damai2 aja..

    BalasHapus
  3. Ck ck ck ada2 ajah *cm bs geleng2 kepala*

    BalasHapus
  4. Pokonya hidup liga Indonesia..!! ^^ (sori sob, ane ga terlalu ngikutin sih... -_-')

    BalasHapus