Clorot sebelum dimakan |
Yap. Lagi-lagi tentang makanan. Kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai clorot. Clorot? Ya, clorot. Clorot merupakan jajanan pasar khas dari daerah Purworejo. Dibuat dari adonan tepung beras, gula jawa, santan dan lain sebagainya, lalu dibungkus dan kemudian dikukus.
Dulu, pertama kali 'kenal' makanan ini dari seorang teman SMA bernama Iska a.k.a. Jinto yang rumahnya di bagian timur kabupaten Kebumen, hampir berbatasan dengan kabupaten Purworejo.
Pada suatu hari, Jinto membawa clorot yang kemudian ditawarkan ke teman-teman di kelas. Dengan sigap, saya mengambil makanan tersebut. Namun, yang terjadi kemudian ialah saya bingung dengan cara makan makanan ini. Eh, tidak cuma saya ding, teman-teman yang lain juga. Akhirnya, Jinto mengajari kami caranya. Sangat unik, makanan yang dikemas dengan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) ini ditekan pangkal kemasannya menggunakan ibu jari sehingga keluarlah makanan yang legit dan gurih ini. Karena keunikannya ini, kami semua tertawa.
Pada suatu hari, Jinto membawa clorot yang kemudian ditawarkan ke teman-teman di kelas. Dengan sigap, saya mengambil makanan tersebut. Namun, yang terjadi kemudian ialah saya bingung dengan cara makan makanan ini. Eh, tidak cuma saya ding, teman-teman yang lain juga. Akhirnya, Jinto mengajari kami caranya. Sangat unik, makanan yang dikemas dengan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) ini ditekan pangkal kemasannya menggunakan ibu jari sehingga keluarlah makanan yang legit dan gurih ini. Karena keunikannya ini, kami semua tertawa.
Setelah sekian lama, akhirnya saya menemukan lagi makanan ini di pesta perkawinan saudara saya di bagian timur kabupaten Kebumen yang lagi-lagi hampir berbatasan dengan daerah Purworejo. Entah karena rasa rindu dengan makanan ini atau karena rasa lapar, saya mengambil clorot ini banyak-banyak. Mumpung prasmanan juga sih... Hehehe...
Ketika dikeluarkan |
Setelah dikeluarkan dan dimakan sepotong |
Makanan ini juga dikenal hingga ke daerah kami ( Ternate )... saya ingat dulu banyak sekali dijual waktu saat saya masih di sekolah dasar
BalasHapusKayaknya enak nih. Ternyata banyak jenis kuliner tradisional jawa yang belum kukenal
BalasHapus