Selasa 9 Februari 2009, Pasoepati (julukan supporter klub sepak bola Persis Solo) genap berusia 10 tahun. Di usianya yang telah genap satu dekade, Pasoepati tetap eksis dan terus berkembang demi kemajuan persepakbolaan di Indonesia, terutama kota Solo dan sekitarnya. Tema perayaan ulang tahun yang dirayakan di halaman stadion Sriwedari ini ialah "Suporter mapan tanpa anarkisme dan provokasi".
Pasoepati sebagai komunitas supporter klub sepak bola yang ada di kota Solo, telah menjadi teladan bagi supporter klub sepak bola lain yang ada di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh aksi atraktif saat mendukung klub kebanggaan kota Budaya ini, baik di Solo maupun saat tour di luar Solo. Selain atrakftif di tribun stadion, Pasoepati juga simpatik di luar stadion dengan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar (setidaknya saya tidak pernah mendengar keluhan tentang aksi Pasoepati). Bisa jadi, seluruh warga Solo dan sekitarnya merupakan Pasoepati, Pasoepati adalah warga Soloraya.
Bagi Persis Solo, keberadaan Pasoepati bak darahnya Persis. Bisa dikatakan, tidak akan ada Persis yang sekarang bila tidak ada Pasoepati. Persis Solo sangat pantas berterima kasih kepada Pasoepati karena perjuangan Pasoepati yang mendesak Pemkot Solo dan pengurus Persis untuk tetap mengikuti Liga Indonesia Divisi Utama. Selain mendesak pengurus dan Pemkot, Paasoepati juga bertekad untuk "habis-habisan" dalam mendukung "Laskar Sambernyawa". Mereka telah berjanji akan mendukung penuh Persis Solo dengan cara membayar saat menonton pertandingan. Pemasukan dana dari tiket pertandingan akan digunakan sebagai operasional Persis, yang memang tidak didanai oleh Pemkot Solo. Selain itu, baru-baru ini Pasoepati mendeklarasikan akan menghajar di tempat bagi provokator maupun oknum yang melempar benda-benda ke dalam lapangan. Pastinya, mereka benar-benar akan menjadi darah saat memerahkan stadion Manahan dan memberikan semangat bagi Persis Solo.
Selamat ulang tahun yang ke-10 PASOEPATI, semoga damai selamanya!
Pasoepati sebagai komunitas supporter klub sepak bola yang ada di kota Solo, telah menjadi teladan bagi supporter klub sepak bola lain yang ada di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh aksi atraktif saat mendukung klub kebanggaan kota Budaya ini, baik di Solo maupun saat tour di luar Solo. Selain atrakftif di tribun stadion, Pasoepati juga simpatik di luar stadion dengan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar (setidaknya saya tidak pernah mendengar keluhan tentang aksi Pasoepati). Bisa jadi, seluruh warga Solo dan sekitarnya merupakan Pasoepati, Pasoepati adalah warga Soloraya.
Bagi Persis Solo, keberadaan Pasoepati bak darahnya Persis. Bisa dikatakan, tidak akan ada Persis yang sekarang bila tidak ada Pasoepati. Persis Solo sangat pantas berterima kasih kepada Pasoepati karena perjuangan Pasoepati yang mendesak Pemkot Solo dan pengurus Persis untuk tetap mengikuti Liga Indonesia Divisi Utama. Selain mendesak pengurus dan Pemkot, Paasoepati juga bertekad untuk "habis-habisan" dalam mendukung "Laskar Sambernyawa". Mereka telah berjanji akan mendukung penuh Persis Solo dengan cara membayar saat menonton pertandingan. Pemasukan dana dari tiket pertandingan akan digunakan sebagai operasional Persis, yang memang tidak didanai oleh Pemkot Solo. Selain itu, baru-baru ini Pasoepati mendeklarasikan akan menghajar di tempat bagi provokator maupun oknum yang melempar benda-benda ke dalam lapangan. Pastinya, mereka benar-benar akan menjadi darah saat memerahkan stadion Manahan dan memberikan semangat bagi Persis Solo.
Selamat ulang tahun yang ke-10 PASOEPATI, semoga damai selamanya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar