Halaman

Selasa, 10 Agustus 2010

Pasoepati Inginkan Keadilan untuk Persis

"Pak Kapolda, Pak Kapolda...
TANGKAP WASITNYA!!
kok kayaknya...
terima suap!"
Nyanyian tersebut menggema di stadion Jatidiri, Semarang setelah pertandingan Persis Solo melawan Persiku Kudus dalam lanjutan play-off degradasi Divisi Utama Liga Indonesia, Minggu 8 Agustus 2010. Pertandingan tersebut sebenarnya berakhir imbang 1-1, namun hasil ini tidak cukup membuat Persis Solo bertahan di divisi utama musim depan yang membutuhkan kemenangan. Persiku Kudus, berhasil bertahan di divisi utama liga Indonesia musim mendatang meskipun banyak yang menyangsikan pertandingan tersebut berjalan dengan fairplay.
Pasoepati, pendukung setia Persis Solo secara terang-terangan menyatakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh wasit dalam pertandingan tersebut sering merugikan Persis Solo. Pernyataan tersebut mereka ungkapkan melalui nyanyian yang dikumandangkan sesaat setelah pertandingan berakhir. Kapolda Jateng yang pada saat itu ikut memantau situasi keamanan pertandingan, diajak oleh Gondrong, dirigen Pasoepati, ke tribun selatan stadion Jatidiri di mana Pasoepati memberikan semangat kepada Laskar Sambernyawa. Saat itulah, Pasoepati mengungkapkan keluh-kesahnya melalui nyanyian.
Terlepas aksi simpatik ribuan Pasoepati yang hadir ke stadion Jatidiri Semarang tersebut, di harian umum Solopos sehari setelah pertandingan tersebut dilaporkan bahwa para pemain Persis Solo mengaku telah diiming-imingi sejumlah uang agar mengalah saja pada pertandingan itu, namun mereka menolaknya. Para pemain Persis Solo sudah benar-benar setia kepada Persis Solo dan tidak sudi untuk menerima tawaran tak terpuji itu. Pihak-pihak yang menghubungi para pemain Persis Solo ialah Pengda PSSI Jateng dan manajer tim Persiku Kudus. Namun setelah dikonfirmasi,mereka membantah hal tersebut.
Bagaimana kelanjutan kasus ini? Kita tunggu saja reaksi PSSI.
Untuk mengetahui perkembangan Persis Solo, silakan klik Pasopati [dot] net.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar