Implementasi Pembelajaran Sosial-Emosional
Dalam
Pembelajaran Cerita Fantasi
Rifqi
Nur Hidayat, S.Pd.
Peserta
PPG Bagi Guru Tertentu - Universitas Negeri
Manado
2024
Karena kini saya memahami
dan percaya akan pentingnya pembelajaran sosial emosional untuk peserta didik
dan diri saya, maka ke depannya, sebagai guru saya akan lebih memperhatikan
latar belakang sosial-emosional peserta didik saya dan juga kesiapan mental
diri saya sendiri sebelum melakukan pembelajaran. Saya akan melakukan
pembelajaran dengan menciptakan suasana yang mendukung bagi siswa sehingga
mereka merasa nyaman ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal
tersebut dapat diawali dengan permainan yang menyenangkan bagi peserta didik.
Permainan tersebut dapat
disebut dengan ‘kartu emosi’. Pada awal pembelajaran, saya menyiapkan kartu
yang menggambarkan senang, bersemangat, bahagia, sedih, marah dan takut. Tiap
siswa dapat mengambil kartu tersebut suasana hatinya saat itu. Setelah itu,
peserta didik menuliskan di belakang kartu tersebut alasan mereka merasakan
suasana hati yang mereka rasakan. Lalu, saya akan menjelaskan bahwa sangat
wajar mereka merasakan emosi tersebut dan mengingatkan mereka untuk dapat
mengendalikannya. Kemudian, saya akan mengaitkan permainan tersebut dengan
pembelajaran yang akan dilakukan. Dengan melakukan kegiatan tersebut,
diharapkan peserta didik akan lebih terbuka dan merasa nyaman untuk
mengungkapkan perasaannya yang kemudian akan memberikan semangat yang lebih
ketika melakukan kegiatan pembelajaran.
Selain itu, saya juga perlu menyiapkan sosial-emosional diri saya pribadi dan juga peserta didik supaya kami merasa nyaman dan pembelajaran dapat berjalan efektif. Cara yang saya lakukan adalah dengan refleksi singkat, yaitu dengan merenung tentang perasaan kami saat itu. Setelah mengetahui perasaan emosional kami, akan kami kelola dengan meditasi singkat, mengambil napas yang dalam, sekitar 3 hitungan, dan mengeluarkannya perlahan dengan durasi yang sama ketika megambil nafas tadi (counting breathing). Meditasi ini akan kami ulangi beberapa kali. Hal tersebut kami lakukan supaya emosi kami dapat terkendali saat melakukan pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung kondusif.
Pembelajaran sosial-emosional
juga dapat diterapkan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama materi
tentang cerita fantasi. Berikut ini rencana pembelajaran sosial-emosional yang
diterapkan ke dalam materi cerita fantasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia:
A. Pendahuluan (15 menit)
- Kegiatan Pembukaan:
- Guru
membuka pelajaran dengan salam dan doa.
- Ice-breaking: Guru mengajak siswa bermain ‘kartu
emosi’ seperti yang telah ditulisakan di atas.
- Apersepsi:
- Guru mengaitkan
perasaan peserta didik dengan menunjukkan contoh cerita fantasi yang
berbentuk cerita pendek, yang menonjolkan perasaan karakter (contoh:
cerita yang menggambarkan kesedihan atau kebahagiaan).
- Guru
bertanya kepada peserta didik tentang emosi apa yang mereka temukan dalam
cerita tersebut dan bagaimana cerita itu memengaruhi perasaan mereka.
B. Kegiatan Inti (55 menit)
- Eksplorasi:
- Guru
memberikan penjelasan tentang struktur cerita fantasi dan kaidah
kebahasaan yang relevan.
- Guru
memperkenalkan konsep pembelajaran sosial-emosional, terutama pengelolaan
emosi dan pengembangan empati, kemudian mengekspresikannya melalui cerita
fantasi.
- Diskusi Kelompok:
- Siswa
dibagi ke dalam kelompok kecil (4-5 orang) dan diminta untuk menyusun
cerita fantasi dengan tema emosi (misalnya, cerita tentang seorang anak yang
merasa kesepian, marah, atau bahagia).
- Setiap
kelompok harus memilih satu emosi utama untuk karakter utama dan
mengembangkan cerita di sekitar emosi tersebut.
- Penulisan Kreatif:
- Siswa
menulis rancangan cerita fantasi mereka dalam kelompok.
- Cerita
fantasi berfokus pada bagaimana karakter mereka merasakan dan merespons
situasi yang berbeda.
- Guru memberikan
bimbingan dan memfasilitasi diskusi dengan mendatangi tiap kelompok satu
per satu dan memberikan arahan tentang pengembangan emosi karakter dalam
cerita.
C. Penutup (10 menit)
- Presentasi:
- Setiap
kelompok mempresentasikan cerita fantasi pendek mereka di depan kelas.
- Peserta
didik lain memberikan umpan balik tentang pengembangan emosi karakter yang
disampaikan dalam cerita fantasi pendek mereka.
- Refleksi:
- Guru
mengajak peserta didik untuk merenungkan apa yang mereka pelajari tentang
emosi dan empati melalui aktivitas ini.
- Peserta
didik menuliskan refleksi pribadi tentang perasaan mereka setelah menulis,
mendiskusikan dan mendengarkan cerita yang mereka buat.
- Penutup:
- Guru
menyimpulkan pembelajaran dengan menggarisbawahi pentingnya memahami dan
mengelola emosi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya
sastra.
V. Penilaian
- Penilaian Kognitif:
- Penilaian
tulisan cerita pendek berdasarkan struktur, penggunaan bahasa, dan
kemampuan menyampaikan emosi karakter.
- Penilaian Afektif:
- Observasi
partisipasi siswa dalam diskusi dan kemampuan mereka menunjukkan empati
terhadap karakter dan teman sekelas.
VI. Sumber dan Media
- Buku Bahasa
Indonesia Siswa SMP Kelas VII
- Contoh
cerita pendek
VII. Refleksi Guru
- Guru
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang perlu diperbaiki dalam
penerapan pembelajaran sosial-emosional.
Bagus pak... Menginspirasi sekali. Lanjut , semangat terus pak Rifqi...
BalasHapusTri Wahyuni ngsih, S. Ag, Guru PAI &BP SMPN 2 Ayah Kebumen
Luar biasa dapat pengalaman baru
BalasHapusDari topik ini sangat menambah wawasan
maju terus semoga sukses
PARTINI.S.Pd
Bagus pak rifqi, bisa di contoh ni buat mapel matematika
BalasHapusTerus semangat pak rifqi
Mahfud solehudin, S.Pd. guru matematika SMP N 2 Ayah
Waaah ilmu baru ini Pak Rifki.... Pemahaman akan pengendalian emosi terhadap diri perlu diterapkan oleh pendidik sebelum kita memahami emosi anak didik kita... Terimakasih ilmu barunya Pak.. Sukses sll
BalasHapusTambah wawasan dan sangat menginspirasisi.
BalasHapusSelalu semangat Pak Rifqi ..
Siti Maesaroh, S. Pd, guru Bhs Indonesia SMP N2 Ayah.
Materi topik di atas memberikan ilmu pengetahuan dan memberikan pemahaman kepada kita sebagai pendidik untuk memahami latar belakang murid agar mampu menerapkan pembelajaran sesuai kebutuhan murid.
BalasHapusNama : Fadli Alkutubi
Instansi : SMPN 1 Buluspesantren