Halaman

Kamis, 22 Agustus 2024

Tugas Topik 2: PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL: APA DAN BAGAIMANA MENERAPKANNYA?

 Implementasi Pembelajaran Sosial-Emosional

Dalam Pembelajaran Cerita Fantasi

 

Rifqi Nur Hidayat, S.Pd.

Peserta PPG Bagi Guru Tertentu - Universitas Negeri  Manado

2024

 

Karena kini saya memahami dan percaya akan pentingnya pembelajaran sosial emosional untuk peserta didik dan diri saya, maka ke depannya, sebagai guru saya akan lebih memperhatikan latar belakang sosial-emosional peserta didik saya dan juga kesiapan mental diri saya sendiri sebelum melakukan pembelajaran. Saya akan melakukan pembelajaran dengan menciptakan suasana yang mendukung bagi siswa sehingga mereka merasa nyaman ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat diawali dengan permainan yang menyenangkan bagi peserta didik.

Permainan tersebut dapat disebut dengan ‘kartu emosi’. Pada awal pembelajaran, saya menyiapkan kartu yang menggambarkan senang, bersemangat, bahagia, sedih, marah dan takut. Tiap siswa dapat mengambil kartu tersebut suasana hatinya saat itu. Setelah itu, peserta didik menuliskan di belakang kartu tersebut alasan mereka merasakan suasana hati yang mereka rasakan. Lalu, saya akan menjelaskan bahwa sangat wajar mereka merasakan emosi tersebut dan mengingatkan mereka untuk dapat mengendalikannya. Kemudian, saya akan mengaitkan permainan tersebut dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Dengan melakukan kegiatan tersebut, diharapkan peserta didik akan lebih terbuka dan merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaannya yang kemudian akan memberikan semangat yang lebih ketika melakukan kegiatan pembelajaran.

Selain itu, saya juga perlu menyiapkan sosial-emosional diri saya pribadi dan juga peserta didik supaya kami merasa nyaman dan pembelajaran dapat berjalan efektif. Cara yang saya lakukan adalah dengan refleksi singkat, yaitu dengan merenung tentang perasaan kami saat itu. Setelah mengetahui perasaan emosional kami, akan kami kelola dengan meditasi singkat, mengambil napas yang dalam, sekitar 3 hitungan, dan mengeluarkannya perlahan dengan durasi yang sama ketika megambil nafas tadi  (counting breathing). Meditasi ini akan kami ulangi beberapa kali. Hal tersebut kami lakukan supaya emosi kami dapat terkendali saat melakukan pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung kondusif.

Pembelajaran sosial-emosional juga dapat diterapkan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama materi tentang cerita fantasi. Berikut ini rencana pembelajaran sosial-emosional yang diterapkan ke dalam materi cerita fantasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia:

A. Pendahuluan (15 menit)

  1. Kegiatan Pembukaan:
    • Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
    • Ice-breaking: Guru mengajak siswa bermain ‘kartu emosi’ seperti yang telah ditulisakan di atas.
  2. Apersepsi:
    • Guru mengaitkan perasaan peserta didik dengan menunjukkan contoh cerita fantasi yang berbentuk cerita pendek, yang menonjolkan perasaan karakter (contoh: cerita yang menggambarkan kesedihan atau kebahagiaan).
    • Guru bertanya kepada peserta didik tentang emosi apa yang mereka temukan dalam cerita tersebut dan bagaimana cerita itu memengaruhi perasaan mereka.

B. Kegiatan Inti (55 menit)

  1. Eksplorasi:
    • Guru memberikan penjelasan tentang struktur cerita fantasi dan kaidah kebahasaan yang relevan.
    • Guru memperkenalkan konsep pembelajaran sosial-emosional, terutama pengelolaan emosi dan pengembangan empati, kemudian mengekspresikannya melalui cerita fantasi.
  2. Diskusi Kelompok:
    • Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil (4-5 orang) dan diminta untuk menyusun cerita fantasi dengan tema emosi (misalnya, cerita tentang seorang anak yang merasa kesepian, marah, atau bahagia).
    • Setiap kelompok harus memilih satu emosi utama untuk karakter utama dan mengembangkan cerita di sekitar emosi tersebut.
  3. Penulisan Kreatif:
    • Siswa menulis rancangan cerita fantasi mereka dalam kelompok.
    • Cerita fantasi berfokus pada bagaimana karakter mereka merasakan dan merespons situasi yang berbeda.
    • Guru memberikan bimbingan dan memfasilitasi diskusi dengan mendatangi tiap kelompok satu per satu dan memberikan arahan tentang pengembangan emosi karakter dalam cerita.

C. Penutup (10 menit)

  1. Presentasi:
    • Setiap kelompok mempresentasikan cerita fantasi pendek mereka di depan kelas.
    • Peserta didik lain memberikan umpan balik tentang pengembangan emosi karakter yang disampaikan dalam cerita fantasi pendek mereka.
  2. Refleksi:
    • Guru mengajak peserta didik untuk merenungkan apa yang mereka pelajari tentang emosi dan empati melalui aktivitas ini.
    • Peserta didik menuliskan refleksi pribadi tentang perasaan mereka setelah menulis, mendiskusikan dan mendengarkan cerita yang mereka buat.
  3. Penutup:
    • Guru menyimpulkan pembelajaran dengan menggarisbawahi pentingnya memahami dan mengelola emosi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya sastra.

V. Penilaian

  1. Penilaian Kognitif:
    • Penilaian tulisan cerita pendek berdasarkan struktur, penggunaan bahasa, dan kemampuan menyampaikan emosi karakter.
  2. Penilaian Afektif:
    • Observasi partisipasi siswa dalam diskusi dan kemampuan mereka menunjukkan empati terhadap karakter dan teman sekelas.

VI. Sumber dan Media

  • Buku Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VII
  • Contoh cerita pendek

VII. Refleksi Guru

  • Guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penerapan pembelajaran sosial-emosional.

6 komentar:

  1. Bagus pak... Menginspirasi sekali. Lanjut , semangat terus pak Rifqi...


    Tri Wahyuni ngsih, S. Ag, Guru PAI &BP SMPN 2 Ayah Kebumen

    BalasHapus
  2. Luar biasa dapat pengalaman baru
    Dari topik ini sangat menambah wawasan
    maju terus semoga sukses

    PARTINI.S.Pd

    BalasHapus
  3. Bagus pak rifqi, bisa di contoh ni buat mapel matematika

    Terus semangat pak rifqi

    Mahfud solehudin, S.Pd. guru matematika SMP N 2 Ayah

    BalasHapus
  4. Yuyun Puji Rahayu, S. S.22 Agustus 2024 pukul 12.20

    Waaah ilmu baru ini Pak Rifki.... Pemahaman akan pengendalian emosi terhadap diri perlu diterapkan oleh pendidik sebelum kita memahami emosi anak didik kita... Terimakasih ilmu barunya Pak.. Sukses sll

    BalasHapus
  5. Tambah wawasan dan sangat menginspirasisi.
    Selalu semangat Pak Rifqi ..

    Siti Maesaroh, S. Pd, guru Bhs Indonesia SMP N2 Ayah.

    BalasHapus
  6. Materi topik di atas memberikan ilmu pengetahuan dan memberikan pemahaman kepada kita sebagai pendidik untuk memahami latar belakang murid agar mampu menerapkan pembelajaran sesuai kebutuhan murid.

    Nama : Fadli Alkutubi
    Instansi : SMPN 1 Buluspesantren

    BalasHapus