Halaman

Sabtu, 17 Agustus 2024

Aksi Nyata Topik 1: Pembelajaran Teks Deskripsi Menggunakan Pendekatan Teaching at The Right Level

 

Pembelajaran Teks Deskripsi

Menggunakan Pendekatan Teaching at The Right Level

(Esai)

 

Rifqi Nur Hidayat, S.Pd.

Peserta PPG Guru Tertentu - Universitas Negeri  Manado

 

Bapak/Ibu Guru pasti pernah menemui peserta didik yang, ketika diberikan materi, dia sama sekali tidak bisa mengikuti. Dalam satu kelas, biasanya tidak hanya satu atau dua anak yang seperti ini. Ada beberapa, mungkin sampai separuh dari isi kelas, tidak  bisa ‘mengikuti’ alur pembelajaran yang Bapak/Ibu Guru ampu.

Peserta didik ini bukannya tidak pintar, hanya saja mereka belum memiliki ‘modal awal’ untuk mengikuti pembelajaran ini. Perbedaan latar belakang keluarga, perbedaan latar belakang lingkungan belajar sebelumnya, akan mempengaruhi kesiapan mereka untuk mengikuti pembelajaran yang Bapak/Ibu Guru berikan.

Saya jadi ingat ketika saya masuk SMP, sekitar tahun 1998. Saya kesulitan ketika mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Ketika beberapa teman saya yang SD-nya di kota sudah bisa mengartikan sebuah kalimat dalam Bahasa Inggris, saya dan teman-teman yang SD-nya di desa, kesulitan ketika diminta mengartikan sebuah kalimat. Semasa sekolah dasar, saya baru berkenalan dengan Bahasa Inggris pada kelas 6, sedangkan teman-teman yang di kota, sudah dari kelas 4. Bahkan, beberapa di antara mereka, juga ikut les privat Bahasa Inggris.

Nah, kondisi-kondisi ini yang sebaiknya diperhatikan oleh kita sebagai pendidik. Kita sebenarnya tahu dan sepenuhnya sadar dengan kondisi ini, hanya saja, ketika mulai pembelajaran, kita melakukan pembelajaran dengan metode yang sama untuk semua peserta didik kita. Mungkin sudah ada beberapa Bapak/Ibu Guru yang memberikan pendekatan berbeda ketika menghadapi peserta didik yang beragam, namun belum mengenal konsep Teaching at The Right Level.

Bapak/Ibu Guru yang sudah memberikan pendekatan berbeda, dengan menyesuaikan kemampuan awal peserta didik ini telah melakukan pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right Level. Teaching at The Right Level merupakan pendekatan belajar yang lebih berfokus pada tingkat kemampuan awal peserta didik. Meskipun peserta didik duduk di kelas yang sama, kemampuan awal dalam mempelajari sesuatu hampir pasti berbeda satu dengan yang lain, seperti yang penulis telah berikan ilustrasinya di awal tulisan.

Tujuan pendekatan Teaching at The Right Level ini adalah untuk memenuhi hak peserta didik mendapatkan pembelajaran yang dapat memunculkan dan menguatkan potensinya masing-masing, sesuai dengan filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Selain itu, Teaching at The Right Level (TaRL) ini akan menghadirkan pembelajaran yang lebih efektif, menyenangkan, dan bermakna.

Lalu, bagaimana penerapan Teaching at The Right Level (TaRL) ini? Teaching at The Right Level (TaRL) dapat diterapkan dengan cara berikut ini:

  1. Pembuatan rencana pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, asesmen, serta kegiatan pembelajaran.
  2. Melakukan kegiatan asesmen awal pembelajaran.
  3. Perbaikan rencana pembelajaran, yang disesuaikan dengan hasil asesmen awal tadi.
  4. Pelaksanaan rencana pembelajaran.
  5. Pelaksanaan asesmen sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dalam pendekatan ini, asesmen awal menjadi sebuah kegiatan yang penting karena akan menentukan guru dalam menerapkan pembelajaran yang akan dilakukan supaya pembelajaran berjalan efektif dan menyenangkan.

Asesmen awal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan dan kelemahan peserta didik. Apabila seorang guru telah memahami kompetensi, kekuatan dan kelemahan peserta didik, seorang guru akan lebih mudah dalam merancang alur pembelajaran.

Hasil asesmen awal ini, dapat digunakan oleh guru untuk membentuk kelompok belajar sesuai kemampuan awal peserta didik. Setelah itu, digunakan untuk membagi peran peserta didik dalam kelompok tersebut. Hasil asesmen juga dapat membantu guru dalam mempersiapkan bahan ajar, baik dalam bentuk teks maupun audio-visual. Juga, menjadi acuan melaksanakan bimbingan bagi peserta didik yang kemampuan awal atau prasyarat melakukan pembelajarannya masih kurang.

Dalam membuat asesmen awal, bisa dibuat dengan tahap-tehap berikut ini:

  1. Analisis rapor sebelumnya (jika diperlukan).
  2. Identifikasi kompetensi yang akan diajarkan.
  3. Menyusun instrumen (dapat dilakukan dengan cara unjuk keterampilan, tes, maupun observasi).
  4. Menggali informasi peserta didik (latar belakang keluarga, motivasi, minat, dan lain-lain).
  5. Melaksanakan dan mengolah hasil asesmen awal.
  6. Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil asesmen awal.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia fase D, salah satu capaian pembelajaran elemen menulis adalah siswa diharapkan mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Misal, siswa mampu membuat sebuah teks deskripsi tentang objek wisata yang pernah dia datangi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, kita dapat mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan dengan  menentukan prasyarat belajar teks deskripsi sebagai berikut:

  1. Memahami unsur-unsur kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan.
  2. Mampu membaca teks sederhana dan memahami maknanya.
  3. Mampu mengidentifikasi ide pokok dalam paragraf.
  4. Mampu mengenali informasi penting dari teks yang dibaca.
  5. Menguasai penggunaan tanda baca yang tepat.
  6. Mengerti dan dapat menggunakan kalimat sederhana dengan struktur yang benar.
  7. Mampu menyusun kalimat sederhana untuk mengungkapkan pendapat atau menggambarkan sesuatu.
  8. Mampu menulis paragraf pendek yang memiliki struktur yang logis.

Untuk asesmen awal, kita dapat memberikan sebuah teks deskripsi sederhana yang dilanjutkan dengan memberikan beberapa pertanyaan sesuai prasyarat di atas.

Contoh:

Kelasku yang Rapi dan Bersih

Aku bersekolah di SMP Negeri 2 Ayah. Kelasku sangat rapi dan bersih. Setiap meja dan kursi tersusun dengan rapi, membentuk barisan yang teratur. Dinding kelas dihiasi dengan berbagai poster edukatif yang tertata dengan rapi, menambah suasana belajar yang nyaman. Lantai berwarna putih terlihat bersih tanpa ada sampah yang berserakan. Jendela-jendela kaca yang besar di sisi kelas selalu terbuka, memberikan cahaya alami yang cukup dan udara segar ke dalam ruangan.

Di depan kelas, terdapat papan tulis yang bersih tanpa coretan yang tidak perlu. Di sebelah papan tulis, terdapat lemari kecil yang rapi, di dalamnya tersimpan buku-buku pelajaran dan alat tulis. Pojok baca yang ada di sudut ruangan tertata dengan baik, dengan rak-rak buku yang penuh dengan buku bacaan menarik. Tanaman hijau di sudut kelas dan memberikan sentuhan alami yang menenangkan, membuat suasana kelas semakin nyaman. Semua barang di dalam kelas ini berada pada tempatnya, mencerminkan kebiasaan baik para siswa yang selalu menjaga kebersihan dan kerapihan.

Pertanyaan Asesmen:

  1. Identifikasi Unsur Kalimat (Prasyarat 1)
    • Temukan subjek dan predikat dalam kalimat berikut: "Lantai berwarna putih terlihat bersih tanpa ada sampah yang berserakan."
  2. Pemahaman Teks Sederhana (Prasyarat 2)
    • Berdasarkan paragraf pertama, apa yang membuat lantai kelas terlihat bersih?
  3. Identifikasi Ide Pokok (Prasyarat 3)
    • Apa ide pokok dari paragraf kedua? 
  1. Mengenali Informasi Penting (Prasyarat 4)
    • Sebutkan dua informasi penting yang ditemukan di paragraf kedua.
  2. Penggunaan Tanda Baca (Prasyarat 5)
    • Perbaiki kesalahan tanda baca dalam kalimat berikut: "Di depan kelas terdapat papan tulis yang bersih, tanpa coretan yang tidak perlu."
  3. Struktur Kalimat Sederhana (Prasyarat 6)
    • Susun kalimat berikut agar memiliki struktur yang benar: "kelas rapi menambah semangat belajar para siswa."
  4. Menyusun Kalimat Sederhana (Prasyarat 7)
    • Buatlah kalimat sederhana yang menggambarkan kondisi meja dan kursi di kelas tersebut.
  5. Menulis Paragraf Pendek (Prasyarat 8)
    • Tuliskan paragraf pendek yang mendeskripsikan kondisi pojok baca di kelas tersebut dengan menggunakan informasi dari teks.

Dengan asesmen awal tadi kita dapat membuat kelompok berdasarkan kriteria berikut ini:

  1. Kelompok 1 (Baik): Menjawab dengan benar dan tepat untuk sebagian besar atau semua bagian.
  1. Kelompok 2 (Sedang): Menjawab dengan benar untuk sebagian besar bagian, tetapi dengan beberapa kesalahan kecil.
  1. Kelompok 3 (Perlu Bimbingan Intensif): Menunjukkan kesalahan yang cukup signifikan pada sebagian besar bagian.

 Setelah kita mengenali kemampuan awal peserta didik, kita lalu merancang rencana pembelajaran berdasar pada hasil asesmen yang telah kita lakukan. Jadi, kita perlu membedakan pendekatan yang berbeda pada tiap kelompok peserta didik kita. Dalam hal ini, kita perlu merancang rencana pembelajaran berdiferensiasi. Kita dapat menggunakan salah satu komponen pembelajaran berdifernsiasi. Kita dapat menggunakan diferensiasi konten, diferensiasi proses, atau diferensiasi produk.

14 komentar:

  1. Bagus pak Rifki, pasti siswanya akan antusias karena di kelompok kan sesuai dengan dasar kemampuan karena diketahui latar belakang input siswanya. Saya dulu juga kesulitan ketika baru pertama masuk madasrah, ada pelajaran bahasa Arab. Sehingga kadang bingung... Semua dianggap sama oleh gurunya. Sehingga nilainya tidak maksimal. Good.

    BalasHapus
  2. Dengan membaca uraian Anda maka Pendekatan Teaching at The Right Level ini sangat cocok digunakan untuk semua mata pelajaran. Dengan demikian guru dapat
    mengetahui kemampuan awal peserta didik. Makasih untuk ilmunya.

    BalasHapus
  3. Bagus pak,semoga menginspirasi guru guru yang lain untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik.
    Kesulitan pengelolaan kelas yang selama ini terkendala mungkin bisa teratasi dengan model pembelajaran tsn

    BalasHapus
  4. Penggunaan Pendekatan Teaching at The Right level sangat membatu Bapak/Ibu guru dalam membuat pembelajaran diferensiasi dan akan tercapai tujuan yang baik.

    BalasHapus
  5. Trimakasih pak rifqi, sangat menginspirasi
    Lanjutkan

    BalasHapus
  6. Pendekatan Teaching at The Right Level ini sangat penting, terutama adanya asesmen awal sebelum memulai pembelajaran karena sangat membantu Bapak Ibu guru dalam menentukan pembelajaran serta bagaimana memberikan materi dengan cara yang tepat kepada peserta didik

    BalasHapus
  7. Terimakasih ssh memberikan motivasi untuk lebih semangat mendidik

    BalasHapus
  8. Bagus dan luar biasa dan bisa menambah wawasan dan ilmu tersendiri bagi kita semua
    Sukses selalu dan tingkatkan level berikutnya

    BalasHapus
  9. Sudah bagus dan menginspirasi dalam pembelajaran karena sudah melaksanakan manajemen kelas yg bagus, berpusat pada siswa, dan sudah mengindikasikan pembelajaran saat ini yaitu Pembelajaran abad 21... Lanjutkan dan tingkatkan...!

    BalasHapus
  10. Pendekatan Teaching at The Right Level ini ini mungkin kita sudah sering melaksanakan tapi mungkin tidak sedetail ini teorinya, semoga bisa terlaksana dengan baik dan menghasilkan hasil sesuai dengan tujuannya yang maksimal, aamiin

    BalasHapus
  11. Betul sekali, terjmakasih Pak Rifqi telah memberi tambahan pengetahuan.
    Pada intinya pembelajaran "teaching at the right level" Sangat sesuai dengan pemikiran KHD, bahwa setiap murid memiliki bekalnya masing-masing, ketepatan dalam menangani dan menyampaikan materi harus di sesuaikan dengan keadaan setiap murid.
    Semangat selalu pak, semoga suksess..aamiin.

    BalasHapus
  12. Benar sekali Pak Rifki bahwa pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik (teaching at the right level) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada kesiapan belajar dan pemahaman peserta didik, bukan hanya pada tingkatan kelas. Sebagai tes awal atau tes diagnostik dapat mengetahui kemampuan awal pada materi yang akan kita ajarkan, sejauh mana pemahaman murid terhadap materi yang akan kita ajarkan. Berdasarkan hasil asesmen diagnostik, kita dapat merancang rencana pembelajaran berdiferensiasi. Kita dapat memasukkan jenis diferensiasi pada modul ajar kita seperti: diferensiasi konten, diferensiasi proses, atau diferensiasi produk sesuaikan dengan bakat minat siswa. wahhh...pasti seru dan menarik jika para teman pendidik mempraktikan pendekatan "teaching at the right level" di kekas masing-masing. Terima kasih ilmunya pak Rifki. Semangat dan sukses buat pak Rifki..

    BalasHapus
  13. Guru muda terus kreatif inofatif dengan metode atau strategi pembelajaran yang dapat membantu peserta didiknya dengan segala kelebuhan dan kekuranganya adalah keniscayaan yang akan selalu kita hadapi sebagai guru, pengetahuan awal yang kenyataanya beragam pada peserta didik akan menjadi modal dan dasar diferensiasi pembelajaran menjadi penting adanya dalam kurikulum merdeka, Ok pak rifky pendekatan pembelajaran yang bagus dan sesuai dengan kurikulum kekinian , terus semangat sukses selalu .... terimakasih

    BalasHapus