Pembelajaran
Teks Deskripsi
Menggunakan
Pendekatan Teaching at The Right Level
(Esai)
Rifqi
Nur Hidayat, S.Pd.
Peserta
PPG Guru Tertentu - Universitas Negeri
Manado
Bapak/Ibu
Guru pasti pernah menemui peserta didik yang, ketika diberikan materi, dia sama
sekali tidak bisa mengikuti. Dalam satu kelas, biasanya tidak hanya satu atau
dua anak yang seperti ini. Ada beberapa, mungkin sampai separuh dari isi kelas,
tidak bisa ‘mengikuti’ alur pembelajaran
yang Bapak/Ibu Guru ampu.
Peserta
didik ini bukannya tidak pintar, hanya saja mereka belum memiliki ‘modal awal’
untuk mengikuti pembelajaran ini. Perbedaan latar belakang keluarga, perbedaan
latar belakang lingkungan belajar sebelumnya, akan mempengaruhi kesiapan mereka
untuk mengikuti pembelajaran yang Bapak/Ibu Guru berikan.
Saya
jadi ingat ketika saya masuk SMP, sekitar tahun 1998. Saya kesulitan ketika
mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Ketika beberapa teman saya yang SD-nya di
kota sudah bisa mengartikan sebuah kalimat dalam Bahasa Inggris, saya dan
teman-teman yang SD-nya di desa, kesulitan ketika diminta mengartikan sebuah
kalimat. Semasa sekolah dasar, saya baru berkenalan dengan Bahasa Inggris pada
kelas 6, sedangkan teman-teman yang di kota, sudah dari kelas 4. Bahkan,
beberapa di antara mereka, juga ikut les privat Bahasa Inggris.
Nah,
kondisi-kondisi ini yang sebaiknya diperhatikan oleh kita sebagai pendidik.
Kita sebenarnya tahu dan sepenuhnya sadar dengan kondisi ini, hanya saja,
ketika mulai pembelajaran, kita melakukan pembelajaran dengan metode yang sama
untuk semua peserta didik kita. Mungkin sudah ada beberapa Bapak/Ibu Guru yang
memberikan pendekatan berbeda ketika menghadapi peserta didik yang beragam,
namun belum mengenal konsep Teaching at The Right Level.
Bapak/Ibu
Guru yang sudah memberikan pendekatan berbeda, dengan menyesuaikan kemampuan
awal peserta didik ini telah melakukan pembelajaran dengan pendekatan Teaching
at The Right Level. Teaching at The Right Level merupakan pendekatan belajar
yang lebih berfokus pada tingkat kemampuan awal peserta didik. Meskipun peserta
didik duduk di kelas yang sama, kemampuan awal dalam mempelajari sesuatu hampir
pasti berbeda satu dengan yang lain, seperti yang penulis telah berikan
ilustrasinya di awal tulisan.
Tujuan
pendekatan Teaching at The Right Level ini adalah untuk memenuhi hak peserta
didik mendapatkan pembelajaran yang dapat memunculkan dan menguatkan potensinya
masing-masing, sesuai dengan filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara. Selain itu, Teaching at The Right Level (TaRL) ini akan menghadirkan
pembelajaran yang lebih efektif, menyenangkan, dan bermakna.
Lalu, bagaimana penerapan Teaching at The Right Level (TaRL) ini? Teaching at The Right Level (TaRL) dapat diterapkan dengan cara berikut ini:
- Pembuatan rencana pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, asesmen, serta kegiatan pembelajaran.
- Melakukan kegiatan asesmen awal pembelajaran.
- Perbaikan rencana pembelajaran, yang disesuaikan dengan hasil asesmen awal tadi.
- Pelaksanaan rencana pembelajaran.
- Pelaksanaan asesmen sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Dalam
pendekatan ini, asesmen awal menjadi sebuah kegiatan yang penting karena akan
menentukan guru dalam menerapkan pembelajaran yang akan dilakukan supaya
pembelajaran berjalan efektif dan menyenangkan.
Asesmen
awal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan dan kelemahan
peserta didik. Apabila seorang guru telah memahami kompetensi, kekuatan dan
kelemahan peserta didik, seorang guru akan lebih mudah dalam merancang alur
pembelajaran.
Hasil
asesmen awal ini, dapat digunakan oleh guru untuk membentuk kelompok belajar
sesuai kemampuan awal peserta didik. Setelah itu, digunakan untuk membagi peran
peserta didik dalam kelompok tersebut. Hasil asesmen juga dapat membantu guru
dalam mempersiapkan bahan ajar, baik dalam bentuk teks maupun audio-visual.
Juga, menjadi acuan melaksanakan bimbingan bagi peserta didik yang kemampuan
awal atau prasyarat melakukan pembelajarannya masih kurang.
Dalam membuat asesmen awal, bisa dibuat dengan tahap-tehap berikut ini:
- Analisis rapor sebelumnya (jika diperlukan).
- Identifikasi kompetensi yang akan diajarkan.
- Menyusun instrumen (dapat dilakukan dengan cara unjuk keterampilan, tes, maupun observasi).
- Menggali informasi peserta didik (latar belakang keluarga, motivasi, minat, dan lain-lain).
- Melaksanakan dan mengolah hasil asesmen awal.
- Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil asesmen awal.
Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia fase D, salah satu capaian pembelajaran elemen
menulis adalah siswa diharapkan mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan,
arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan
kreatif. Misal, siswa mampu membuat sebuah teks deskripsi tentang objek wisata
yang pernah dia datangi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, kita dapat mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan dengan menentukan prasyarat belajar teks deskripsi sebagai berikut:
- Memahami unsur-unsur kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan.
- Mampu membaca teks sederhana dan memahami maknanya.
- Mampu mengidentifikasi ide pokok dalam paragraf.
- Mampu mengenali informasi penting dari teks yang dibaca.
- Menguasai penggunaan tanda baca yang tepat.
- Mengerti dan dapat menggunakan kalimat sederhana dengan struktur yang benar.
- Mampu menyusun kalimat sederhana untuk mengungkapkan pendapat atau menggambarkan sesuatu.
- Mampu menulis paragraf pendek yang memiliki struktur yang logis.
Untuk asesmen awal, kita dapat memberikan sebuah teks deskripsi sederhana yang dilanjutkan dengan memberikan beberapa pertanyaan sesuai prasyarat di atas.
Contoh:
Kelasku yang Rapi dan Bersih
Aku bersekolah di SMP Negeri 2 Ayah. Kelasku sangat
rapi dan bersih. Setiap meja dan kursi tersusun dengan rapi, membentuk barisan
yang teratur. Dinding kelas dihiasi dengan berbagai poster edukatif yang
tertata dengan rapi, menambah suasana belajar yang nyaman. Lantai berwarna
putih terlihat bersih tanpa ada sampah yang berserakan. Jendela-jendela kaca
yang besar di sisi kelas selalu terbuka, memberikan cahaya alami yang cukup dan
udara segar ke dalam ruangan.
Di depan kelas, terdapat papan tulis yang bersih tanpa
coretan yang tidak perlu. Di sebelah papan tulis, terdapat lemari kecil yang
rapi, di dalamnya tersimpan buku-buku pelajaran dan alat tulis. Pojok baca yang
ada di sudut ruangan tertata dengan baik, dengan rak-rak buku yang penuh dengan
buku bacaan menarik. Tanaman hijau di sudut kelas dan memberikan sentuhan alami
yang menenangkan, membuat suasana kelas semakin nyaman. Semua barang di dalam
kelas ini berada pada tempatnya, mencerminkan kebiasaan baik para siswa yang
selalu menjaga kebersihan dan kerapihan.
Pertanyaan Asesmen:
- Identifikasi
Unsur Kalimat (Prasyarat 1)
- Temukan
subjek dan predikat dalam kalimat berikut: "Lantai berwarna putih
terlihat bersih tanpa ada sampah yang berserakan."
- Pemahaman
Teks Sederhana (Prasyarat 2)
- Berdasarkan
paragraf pertama, apa yang membuat lantai kelas terlihat bersih?
- Identifikasi
Ide Pokok (Prasyarat 3)
- Apa ide pokok dari paragraf kedua?
- Mengenali
Informasi Penting (Prasyarat 4)
- Sebutkan
dua informasi penting yang ditemukan di paragraf kedua.
- Penggunaan
Tanda Baca (Prasyarat 5)
- Perbaiki
kesalahan tanda baca dalam kalimat berikut: "Di depan kelas terdapat
papan tulis yang bersih, tanpa coretan yang tidak perlu."
- Struktur
Kalimat Sederhana (Prasyarat 6)
- Susun
kalimat berikut agar memiliki struktur yang benar: "kelas rapi
menambah semangat belajar para siswa."
- Menyusun
Kalimat Sederhana (Prasyarat 7)
- Buatlah
kalimat sederhana yang menggambarkan kondisi meja dan kursi di kelas
tersebut.
- Menulis
Paragraf Pendek (Prasyarat 8)
- Tuliskan
paragraf pendek yang mendeskripsikan kondisi pojok baca di kelas tersebut
dengan menggunakan informasi dari teks.
Dengan asesmen awal tadi
kita dapat membuat kelompok berdasarkan kriteria berikut ini:
- Kelompok 1 (Baik): Menjawab dengan benar dan tepat untuk sebagian besar atau semua bagian.
- Kelompok 2 (Sedang): Menjawab dengan benar untuk sebagian besar bagian, tetapi dengan beberapa kesalahan kecil.
- Kelompok 3 (Perlu Bimbingan Intensif): Menunjukkan kesalahan yang cukup signifikan pada sebagian besar bagian.
Bagus pak Rifki, pasti siswanya akan antusias karena di kelompok kan sesuai dengan dasar kemampuan karena diketahui latar belakang input siswanya. Saya dulu juga kesulitan ketika baru pertama masuk madasrah, ada pelajaran bahasa Arab. Sehingga kadang bingung... Semua dianggap sama oleh gurunya. Sehingga nilainya tidak maksimal. Good.
BalasHapusDengan membaca uraian Anda maka Pendekatan Teaching at The Right Level ini sangat cocok digunakan untuk semua mata pelajaran. Dengan demikian guru dapat
BalasHapusmengetahui kemampuan awal peserta didik. Makasih untuk ilmunya.
Bagus pak,semoga menginspirasi guru guru yang lain untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik.
BalasHapusKesulitan pengelolaan kelas yang selama ini terkendala mungkin bisa teratasi dengan model pembelajaran tsn
Penggunaan Pendekatan Teaching at The Right level sangat membatu Bapak/Ibu guru dalam membuat pembelajaran diferensiasi dan akan tercapai tujuan yang baik.
BalasHapusTrimakasih pak rifqi, sangat menginspirasi
BalasHapusLanjutkan
Pendekatan Teaching at The Right Level ini sangat penting, terutama adanya asesmen awal sebelum memulai pembelajaran karena sangat membantu Bapak Ibu guru dalam menentukan pembelajaran serta bagaimana memberikan materi dengan cara yang tepat kepada peserta didik
BalasHapusTerimakasih ssh memberikan motivasi untuk lebih semangat mendidik
BalasHapusBagus dan luar biasa dan bisa menambah wawasan dan ilmu tersendiri bagi kita semua
BalasHapusSukses selalu dan tingkatkan level berikutnya
Sudah bagus dan menginspirasi dalam pembelajaran karena sudah melaksanakan manajemen kelas yg bagus, berpusat pada siswa, dan sudah mengindikasikan pembelajaran saat ini yaitu Pembelajaran abad 21... Lanjutkan dan tingkatkan...!
BalasHapusPendekatan Teaching at The Right Level ini ini mungkin kita sudah sering melaksanakan tapi mungkin tidak sedetail ini teorinya, semoga bisa terlaksana dengan baik dan menghasilkan hasil sesuai dengan tujuannya yang maksimal, aamiin
BalasHapusTerbaik.
BalasHapusBetul sekali, terjmakasih Pak Rifqi telah memberi tambahan pengetahuan.
BalasHapusPada intinya pembelajaran "teaching at the right level" Sangat sesuai dengan pemikiran KHD, bahwa setiap murid memiliki bekalnya masing-masing, ketepatan dalam menangani dan menyampaikan materi harus di sesuaikan dengan keadaan setiap murid.
Semangat selalu pak, semoga suksess..aamiin.
Benar sekali Pak Rifki bahwa pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik (teaching at the right level) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada kesiapan belajar dan pemahaman peserta didik, bukan hanya pada tingkatan kelas. Sebagai tes awal atau tes diagnostik dapat mengetahui kemampuan awal pada materi yang akan kita ajarkan, sejauh mana pemahaman murid terhadap materi yang akan kita ajarkan. Berdasarkan hasil asesmen diagnostik, kita dapat merancang rencana pembelajaran berdiferensiasi. Kita dapat memasukkan jenis diferensiasi pada modul ajar kita seperti: diferensiasi konten, diferensiasi proses, atau diferensiasi produk sesuaikan dengan bakat minat siswa. wahhh...pasti seru dan menarik jika para teman pendidik mempraktikan pendekatan "teaching at the right level" di kekas masing-masing. Terima kasih ilmunya pak Rifki. Semangat dan sukses buat pak Rifki..
BalasHapusGuru muda terus kreatif inofatif dengan metode atau strategi pembelajaran yang dapat membantu peserta didiknya dengan segala kelebuhan dan kekuranganya adalah keniscayaan yang akan selalu kita hadapi sebagai guru, pengetahuan awal yang kenyataanya beragam pada peserta didik akan menjadi modal dan dasar diferensiasi pembelajaran menjadi penting adanya dalam kurikulum merdeka, Ok pak rifky pendekatan pembelajaran yang bagus dan sesuai dengan kurikulum kekinian , terus semangat sukses selalu .... terimakasih
BalasHapus